MAKALAH
KEPRIBADIAN YANG BAIK
BAGI SEKRETARIS PROFESIONAL
Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Pembina: Sutirman, M.Pd.
Oleh
:
Dewi Mawadati (14811134022)
PROGRAM STUDI D3 ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2015
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian sekretaris menurut Betty
Hutchinson dan Carol Milano yang dikutip oleh Ursulla Ernawati dalam buku
Pedoman Lengkap Kesekretarisan (2004:2)
mengemukakan tentang, Professional Secretaries International (PSI) :
Sekretaris
adalah asisten pimpinan yang memiliki keahlian mengurus kantor, menampilkan
kemampuan menerima tanggung jawab tanpa diarahkan atau diawasi, berinisiatif
dan penuh pertimbangan, serta mengambil keputusan sesuai dengan ruang lingkup
wewenang tugasnya.
Selain
itu seorang sekretaris mempunyai beberapa tugas pokok diantaranya, melaksanakan
tugas-tugas administratif, tugas-tugas pribadi dari pimpinan seperti mengatur
perjalanan dinas, mengatur agenda pimpinan, serta jadwal meeting dll. Skill
komunikasi juga tidak kalah penting untuk diterapkan. Di samping itu seorang
sekretaris juga harus memiliki tanggung jawab yang tinggi, termasuk menjaga
rahasia perusahaan. Sekretaris yang baik dan dapat diandalkan serta memiliki
kepribadian yang baik, akan membantu menumbuhkan citra positif bagi suatu
lembaga tersendiri.
Namun pada era modernisasi saat ini,
profesi sebagai seorang sekretaris masih
saja di pandang sebelah mata dan menjadi bahan pergunjingan baik di luar maupun
di dalam kantor. Hal ini mungkin terpengaruh dari gambaran sosok sekretaris
yang identik dengan rok mini, sexy serta hubungan sekretaris dengan
pimpinannya. Maka dari itu untuk membangun citra diri seorang sekretaris
diperlukan yang namanya profesionalisme kerja. Dimana mereka harus mampu
berorientasi global serta mempunyai ketrampilan yang prima. Dan ketika seorang sekretaris bekerja bukan berarti tidak memperhatikan tata
tertib yang dibuat oleh suatu instansi tertentu. Tata aturan tersebut harus tetap
ditaati oleh semua karyawan. Dan diharapkan dengan adanya tata tertib maka
sikap, cara bicara, sopan santun, kedisiplinan akan tercipta. Dan secara tidak
langsung para karyawan memiliki tata etika kepribadian dalam kantor yang baik.
Itulah mengapa etika kerja sangat penting untuk diterapkan di dalam kantor.
Terutama bagi seorang sekretaris.
Etika dalam kantor akan
diperhatikan karena menyangkut harkat dan martabat kita di dalam kantor. Karena
penilaian setiap relasi dalam kantor akan berbeda antara satu dengan yang lain.
Etika tidak hanya dilaksanakan karena menunjang kepribadian namun masih ada
aspek lain yang mengaitkan antara etika dan pekerjaan, yaitu etika dalam
berprofesi. Untuk menjadi seorang sekretaris yang professional kita diharapkan
memiliki sikap yang baik. Dan sikap yang baik, bisa ditunjukkan dengan cara
kita dalam menyikapi setiap permasalahan yang terjadi di dalam kantor.
Etika dan kepribadian yang baik akan membuat seorang sekretaris
lebih dihargai sehingga meminimkan anggapan negatif orang lain. Itulah mengapa
kepribadian sangat penting dalam menentukan keberhasilannya. Tetapi di samping
itu, tetap mengutamakan kejujuran, kepercayaan, serta keahlian. Tetapi saat ini
banyak sekretaris mengabaikan hal itu hanya untuk kepentingan pribadinya.
Sehingga pemahaman serta kesadaran akan pentingnya etika serta kepribadian
harus selalu ditingkatkan karena sekretaris merupakan citra bagi perusahaan. Dalam
konteks inilah kepribadian serta etika dalam sekretaris menjadi hal utama dan
berperan penting bagi sekretaris profesional di masa depan.
B.
Identifikasi Masalah
Seorang sekretaris mempunyai tugas yang penting dalam
menyelesaikan pekerjaannya disuatu organisasi/perusahaan, dimana semua
pekerjaannya membutuhkan etika dan kepribadian yang baik guna menjadi
sekretaris yang professional. Disamping harus tetap menjaga mutu pekerjaan agar
tidak menjadi penyimpangan dengan arti lain dapat di arahkan pada hal-hal yang
sesuai dengan pembahasan penulisan maka masalah-masalah yang timbul dapat
diidentifikasikan sebagai berikut :
1.
Anggapan negatif masyarakat terhadap profesi
sekretaris
2.
Kepribadian
sekretaris itu penting
3.
Etika
kerja yang harus dimiliki oleh seorang sekretaris
4.
Menjadi
seorang sekretaris yang profesional
C.
Pembatasan Masalah
Dalam permasalahan ini akan
difokuskan pada upaya mengatasi masalah kepribadian yang harus dimiliki oleh
seorang sekretaris. Agar profesionalisme kerja dapat terus ditingkatkan. Pokok
permasalahan ini hanya akan dibatasi oleh :
1.
Sekretaris
professional yang berkepribadian baik.
2.
Beberapa
pola pikir menjadi seorang sekretaris yang profesioal.
3.
Membentuk
citra positif bagi sekretaris.
D.
Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di
atas, maka masalah dalam pembahasan ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah sekretaris profesional yang berkepribadian
baik itu?
2. Bagaimana pola pikir seorang sekretaris
professional?
3. Apa saja cara yang harus dilakukan dalam membangun
citra positif bagi sekretaris di tempat kerja?
E. Tujuan
Adapun tujuan
yang ingin dicapai dalam rumusan masalah ini adalah untuk :
1.
Mengetahui bagaimana kepribadian seorang sekretaris
yang professional.
2.
Mengetahui bagaimana pola pikir seorang sekretaris
professional.
3.
Mengetahui apa saja cara yang harus dilakukan untuk
membangun citra positif bagi sekretaris di tempat kerja.
F. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi pembaca. Adapun manfaatnya, yaitu :
1.
Untuk menambah pengetahuan tentang pentingnya
kepribadian dan etika bagi seorang sekretaris.
2.
Pemahaman serta kesadaran kepribadian diri
seorang sekretaris ditempat kerja dengan baik guna menjadi sekretaris yang
profesional.
3.
Pemahaman tentang citra positif seorang
sekretaris.
BAB II
TEORI DAN PEMBAHASAN
1.TEORI
A.
Pengertian Etika
Etika adalah ilmu tentang apa yang
baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlaq); kumpulan
asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlaq; nilai mengenai nilai benar dan
salah, yang dianut suatu golongan atau masyarakat. (Kamus Besar Bahasa
Indonesia: 1989)
Etika adalah suatu ilmu yang
membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral
tertentu atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab
berhadapan dengan pelbagai ajaran moral. (Suseno: 1987)
Hubungan
antar pekerja kantor menuntut setiap orang untuk berlaku etis terhadap
sesamanya. Dalam pengertian sehari-hari, etika sering disamakan dengan istilah
etiket atau moral. Secara etimologi, istilah etika dalam bahasa Yunani
“ethicos” atau berasal dari bahasa latin “ethicus” yang berarti kebiasaan.
Etika adalah ilmu pengetahuan tentang dasar-dasar moral. Sasaran etika adalah
moralitas, yaitu agar individu dapat membedakan mana yang baik dan mana yang
jelek. (Rosidah&Sulistyani Ambar Teguh:169)
Berdasarkan beberapa pemikiran
diatas etika menurut Bartens sebagaiman dikutip oleh abdul kadir, memberikan
tiga arti etika yaitu :
1.
Etika dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma
moral yang menjadi pegangan bagi seorang atau suatu kelompok dalam mengatur
tingkah lakunya.arti ini dapat juga disebut sistem nilai dalam hidup manusia
perseorngan atau hidup bermasyrakat
2.
Etika dipakai dalam arti kumpulan asas dan nilai
moral,yang dimaksud
disi adalah kode etik
3.
Etika dipakai dalam arti ilmu tentang yang baik atau
yang buruk .arti sini sama dengan filsafat moral.
Dalam perkembangannya etika dapat
dibagi dua yaitu etika perangai dan etika moral.
a.
Etika perangai
Adalah adat istiadat atau kebiasaan yang
menggambarkan perangai manusia dalam hidup bermasyarakat di daerah tertentu dan
pada waktu tertentu. Etika perangai tersebut diakui dan berlaku karena
disepakati masyarakat berdasarkan hasil penelitian. Contoh etika perangai adalah
berbusana adat, pergaulan muda mudi, perkawinan semenda, serta upacara adat.
b. Sementara
itu untuk etika moral
adalah
berkenaan dengan kebiasaan berperilaku baik dan benar berdasarkan kodrat
manusia. Apabila etika tersebut dilanggar timbullah kejahatan yaitu perbuatan
yang tidak baik dan tidak benar,kebiasaan ini berasal dari kodrat manusia yang
disebut moral. Contoh moral adalah berkata dan berbuat jujur, menghormati
orangtua, menghargai orang lain, berani membela kebenaran dan keadilan serta menyantuni
anak yatim dan piatu.
Etika Sekretaris adalah hakikat kebaikan
yang perlu dilaksanakan dan dihayati oleh sekretaris. Etika sekretaris meliputi
hal-hal sebagai berikut: jujur, setia, tanggung jawab, dan dedikasi. Etika
Sekretaris yang baik meliputi:
- Cara berbusana
- Cara berbicara
- Cara Mendengarkan
- Cara Duduk
- Cara Berjalan.
- Cara Makan dan Minum
B. Manfaat Etika Bagi Sekretaris
Adapun manfaat etika bagi seorang Sekretaris, yaitu
dapat membantu suatu pendirian dalam beragam
pandangan dan moral, membantu membedakan mana yang tidak boleh dirubah dan mana
yang boleh dirubah, sehingga dalam melayani tamu kita tetap mendapatkan apa
yang layak diterima dan ditolak dalam mengambil sikap yang bisa
dipertanggungjawabkan, membantu seseorang mampu menentukan pendapat serta
menjadi jembatan bagi semua dimensi atau nilai-nilai yang dibawa tamu dan yang
telah dianut oleh para pegawai.
Manfaat etika menurut (Ketut Rinjin, 2004
melalui Sjafri Mangkuprawira, 2006) yaitu :
- Manusia hidup dalam jajaran norma moral, religius, hukum, kesopanan, adat istiadat dan permainan. Oleh karena itu, manusia harus siap mengorbankan sedikit kebebasannya.
- Norma moral memberikan kebebasan bagi manusia untuk bertindak sesuai dengan kesadaran akan tanggung jawabnya = human act, dan bukan an act of man. Menaati norma moral berarti menaati diri sendiri, sehingga manusia menjadi otonom dan bukan heteronom.
- Sekalipun sudah ada norma hukum, etika tetap diperlukan karena norma hukum tidak menjangkau wilayah abu-abu, norma hukum cepat ketuinggalan zaman, sehingga sering terdapat celah-celah hukum, norma hukum sering tidak mampu mendeteksi dampak secara etis dikemudian hari, etika mempersyaratkan pemahaman dan kepedulian tentang kejujuran, keadilan dan prosedur yang wajar terhadap manusia, dan masyarakat, asas legalitas harus tunduk pada asas moralitas.
- Manfaat etika adalah mengajak orang bersikap kritis dan rasional dalam mengambil keputusan secara otonom, mengarahkan perkembangan masyarakat menuju suasana yang tertib, teratur, damai dan sejahtera.
- Perlu diwaspadai nahwa ”power tend to corrupt”, ”the end justifies the means” serta pimpinan ala Machiavellian, yang galak seperti singa dan licin seperti belut.
C. Jenis-Jenis
Etika
Dalam Sejarah lazimnya pandangan ini dilihat dari segi filosofis
yang melahirkan etika filosofis,
ditinjau dari segi teologis yang melahirkan etika teologis, dan ditinjau dari pandangan sosiologis yang
melahirkan etika sosiologis.
a) Etika filosofis
Etika filosofis adalah etika
yang dipandang dari sudut filsafat. Kata filosofis sendiri berasal dari
kata “philosophis” yang
asalnya dari bahasa Yunani yakni: “philos” yang
berarti cinta, dan “sophia” yang
berarti kebenaran atau kebijaksanaan. Etika filosofis adalah etika yang
menguraikan pokok-pokok etika atau moral menurut pandangan filsafat. Dalam
filsafat yang diuraikan terbatas pada baik-buruk, masalah hak-kewajiban, maslah
nilai-nilai moral secara mendasar. Disini ditinjau hubungan antara moral dan
kemanusiaan secraa mendalam dengan menggunakan rasio sebagai dasar untuk
menganalisa.
b) Etika
teologis
Etika teologis adalah etika
yang mengajarkan hal-hal yang baik dan buruk berdasarkan ajaran-ajaran agama.
Etika ini memandang semua perbuatan moral sebagai:
- Perbuatan-perbuatan yang mewujudkan kehendak Tuhan ataub sesuai dengan kehendak Tuhan.
- Perbuatan-perbuatan sbegai perwujudan cinta kasih kepada Tuhan
- Perbuatan-perbuatan sebagai penyerahan diri kepada Tuhan.
c) Etika
sosiologis
Etika sosiologis berbeda dengan dua etika sebelumnya. Etika ini
menitik beratkan pada keselamatan ataupun kesejahteraan hidup bermasyarakat.
Etika sosiologis memandang etika sebagai alat mencapai keamanan, keselamatan,
dan kesejahteraan hidup bermasyarakat. Jadi etika sosiologis lebih menyibukkan
diri dengan pembicaraan tentang bagaimana seharusnya seseorang menjalankan
hidupnya dalam hubungannya dengan masyarakat.
Adapun etika
lain yang juga harus dipahami yaitu Etika Diskriptif dan Etika Normatif.
1. Etika
Diskriptif
Etika ini berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap
dan perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam kehidupan sebagai
sesuatu yang bernilai. Etika ini berbicara tentang kenyataan sebagaimana adanya
tentang nilai dan pola perilaku manusia sebagai suatu fakjta yang terkait
dengan situasi dan realitas konkrit. Dengan demikian etika ini berbicara
tentang realitas penghayatan nilau, namun tidak menilai. Etika ini hanya
memaparkab, karenyanya dikatakan bersifat diskriptif.
2. Etika
Normatif
Etika ini berusaha untuk menetapkan sikap dan pola perilaku yang
ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam bertindak. Jadi etika ini
berbicara tentang norma-norma yang menuntun perilaku manusia serta memberi
penilaian dan hiambauan kepada manusia untuk bertindak sebagaimana seharusnya
Dengan. Demikian etika normatif memberikan petunjuk secara jelas bagaimana
manusia harus hidup secara baik dan menghindari diri dari yang jelek.
D.
Pengertian Sekretaris
Pengertian sekretaris adalah sekretaris
yang tugasnya membantu seorang eksekutif atau pimpinan. Apabila ditinjau secara
etimologi, sekretaris berasal dari kata “secretum” yang berarti “rahasia”, atau
seceretarius atau secretarium yang berarti seorang yang diberi kepercayaan
memegang rahasia.
Dalam Webster’s New World Dictionary of the American Language
College, mengartikan sekretaris: “ Secretary is a person employed to keep
records, take care correspondence and other writing task etc, for an
organization or individual.”
Pada prinsipnya pengertian ini menunjukkan bahwa seorang
sekretaris mempunyai tugas mengurus warkat, menyusun korespondensi dan
pekerjaan tulis menulis lainnya untuk suatu organisasi atau seseorang.
Selanjutnya menurut Drs. The
Liang Gie, mengatakan bahwa sekretaris adalah seorang petugas yang pekerjaannya
menyelenggarakan urusan surat-menyurat termasuk menyiapkan bagi seorang pejabat
penting atau suatu organisasi .
Jadi, pekerjaan seorang sekretaris adalah membantu
pimpinan agar pimpinan kantor atau perusahaan dapat melaksanakan tugasnya
secara efektif dan efisien.
E.
Tugas Sekretaris
Tugas Sekretaris jika dilihat berdasarkan ruang lingkupnya,
tugas sekretaris dikelompokkan menjadi delapan diantaranya yaitu:
1.
Tugas
rutin
yaitu berbagai macam tugas yang dikerjakan setiap hari tanpa
perintah. Tugasnya meliputi seperti:
Membuka surat-surat, Menerima dikte pimpinan, Menerima tamu,
Menerima telepon, Menyimpan arsip atau surat, Menyusun serta membuat jadwal
kegiatan pimpinan, dll.
2. Tugas khusus
yaitu
suatu tugas yang diperintahkan secara langsung oleh pimpinan kepada sekretaris
dengan penyelesaian tugasnya secara khusus. Tugas ini diberikan sebab adanya
unsur kepercayaan bahwa tugas dari sekretaris mampu menyimpan rahasia
perusahaan.
3. Tugas istimewa
yaitu
suatu tugas yang menyangkut keperluan pimpinan, seperti : Membetulkan letak
atau posisi dari alat tulis, dan perlengkapan yang diperlukan pimpinan, Bertindak
sebagai penghubung untuk meneruskan berbagai informasi kepada relasi, dsb.
4. Tugas Sosial seperti
Mengurusi rumah tangga kantor atau perusahaan,
Mengatur berbagai penyelenggaraan resepsi untuk kantor, pimpinan serta
pengurusan undangannya, dll.
5. Tugas Keuangan
yaitu
biasanya sekretaris mengurusi keuangan yang dinamakan dengan petty cash (uang
cadangan atau kas kecil). Tugas keuangan ini diantaranya:Mengurusi urusan
keuangan pimpinan di Bank, seperti misalnya: penyimpanan uang di Bank,
pengambilan uang dari Bank, penarikan cek dll.
6. Tugas sekretaris sebagai resepsionis
diantaranya
yaitu: Menerima dan juga menjawab telepon serta mencatat pesan-pesan lewat
telepon, Menerima tamu-tamu yang akan bertemu dengan pimpinan, Mencatat
berbagai janji untuk pimpinan, Menyusun acara kerja pimpinan sehari-hari.
7. Tugas insidental
yaitu
tugas ini merupakan pekerjaan yang tidak rutin dilakukan oleh sekretaris,
diantaranya meliputi: Menyiapkan laporan, menyiapkan agenda rapat, menyiapkan
pidato/pernyataan pimpinan, Membuat ikhtisar dari berbagai berita dan karangan
yang termuat dalam surat kabar, brosur, majalah dan berbagai macam media lain,
yang ada kaitannya dengan kepentingan kantor atau perusahaan.
8.
Tugas
sekretaris dalam Business Meeting (pertemuan bisnis)
ini terjadi ketika 2 (dua)
orang atau lebih saling menerima serta memberikan yang berupa suatu informasi,
menyimak kembali kemajuan, memecahkan masalah dan menciptakan yang baru. Tugas
inilah yang cukup berat dan sangat melelahkan bagi sekretaris untuk
mengorganisir berbagai pertemuan tersebut.
F.
Karakteristik Pekerjaan Sekretaris
Dalam
bekerja seringkali pimpinan menuntut
seorang sekretaris dapat menangani semua pekerjaan secara sempurna, untuk itu
pada umumnya seorang pimpinan akan mengharapkan sekretaris mempunyai kemampuan
dan sikap sebagai berikut :
A. Keterampilan
Dapat mengelola tugas-tugas rutin, Berprakarsa dalam
menyelesaikan masalah yang ditemui tanpa mengganggu atasan, Melaksanakan tindak
lanjut atas segala hal sehingga selesai secara tuntas, Bersedia untuk bekerja
atau menyelesaikan suatu pekerjaan tanpa harus diminta, Mengelola kantor secara
baik selama atasan tidak berada di tempat dalam waktu lama, Bekerja secara
sistematis, mempunyai kebiasaan bekerja yang mantap, Mengelola waktu secara
baik, Mengerti secara baik lingkup pekerjaan atasan, serta aktifitas atasan baik
di dalam maupun di luar perusahaan, Memperluas
pengetahuan dengan membaca, bila ada hal yang menarik dapat menyampaikan pada
atasan, Menerima dikte dengan baik, Mengkonsep surat sederhana, Inisiatif untuk
memperbaiki/mengatur ruang kerja atau metode kerja, Menyampaikan pikiran baik
secara tertulis maupun lisan, Berpartisipasi dalam mengikuti program
pengembangan diri, Berpenampilan professional.
B. Sifat
Kesetiaan,
Sikap bijaksana dan mampu menyimpan rahasia, Dapat dipercaya dan jujur, Daya ingat
yang kuat, Dapat diandalkan serta mempunyai tanggung jawab, Waspada dan sigap, Mampu
berprakarsa/inisiatif, Dapat berdiplomasi, Kerapihan dalan penampilan/pekerjaan
dan tempat kerja, Daya nalar tinggi, Bersikap tenang, Mudah menyesuaikan diri
pada lingkungan dan keadaan, Tetap sopan, bersedia membantu dan bersikap hormat
terhadap semua orang, Bersikap tenang dalam keadaan kritis serta Loyal terhadap
atasan.
2. PEMBAHASAN
Berdasarkan teori yang sudah dijelaskan di atas, sekretaris harus mampu mengimplementasikannya
dalam kehidupan nyata. Terutama di tempat kerja. Dan berikut adalah pembahasan
dari permasalahan yang ditemukan dalam pembentukan sekretaris profesional di
masa mendatang. Bahwasanya, seorang sekretaris selain memiliki ketrampilan, dan
mampu berkompetensi dalam dunia kerja, juga harus memperhatikan etika serta
kepribadiannya guna menjadi sekretaris yang diharapkan di masa depan.
A. Kepribadian
Sekretaris Profesional
Peran
dan keberadaan sekretaris menjadi tumpuan keberhasilan seorang piminan dalam
menjalankan fungsi managerialnya. Bahkan menjadi salah satu faktor penentu bagi
produktvitas perusahaan/lembaga. Dengan demikian kepribadian seorang sekretaris
penting dibangun dan dikembangkan terus menerus guna membangun profesionalisme
seorang sekretaris itu sendiri. Kepribadian
sering diidentikan dengan identitas seseorang, baik watak, perbuatan, sifat
maupun tindakan yang merupakan usaha seseorang mengaktualisasikan jati dirinya.
Kepribadian sekretaris profesional dapat dikembangkan dari berbagai segi yang
mencakup hal-hal berikut ini :
1.
Mampu
mengenali dirinya dengan baik.
Dimana seorang sekretaris tersebut harus berbuat jujur
dalam menilai diri sendiri. Yang berarti mau menerima kekurangan serta
kelebihan yang ada pada dirinya. Hal inilah yang akan membawa Sekretaris untuk
selalu berfikir optimis, positif dan menghargai orang lain.
Ada juga hal-hal yang perlu dilakukan seperti :
a.
Menciptakan
kepribadian yang lebih menarik
b.
Mencari
kelebihan yang terpendam dalam diri
c.
Menghilangkan
kebiasaan buruk yang ada pada diri
d.
Terbuka
dengan rekan kerja, serta
e.
Jangan
merusak diri sendiri dengan ketakutan-ketakutan yang tidak beralasan.
2.
Siap
untuk menerima kritik
Menjadi seorang sekretaris harus terbuka menerima kritik
serta semua saran dengan baik, dimana semua saran serta kritikan tersebut akan
membawa sekretaris dalam berbuat yang lebih baik lagi.
Beberapa hal dalam menerima kritik, yaitu :
a.
Hindari
sikap reaktif
b.
Mintalah
saran atau nasihat dari oarng lain
c.
Berusaha
tenang dan jujur mengakui
d.
Belajar
dari kesalahan
e.
Bersikaplah
terbuka, dan
f.
Milikilah
rasa penuh perhatian kepada pimpinan / rekan kerja.
B. Pola
Pikir Sekretaris Profesional
1.
Mampu
berfikir positif
Merupakan cara pandang seseorang terhadap berbagai
masalah dengan tetap memandang secara positif. Dimana sikap ini akan
menghasilkan sesuatu yang positif pula.
Ini
harus tetap diterapkan untuk sekretaris dimanapun serta dalam keadaan kapanpun.
Karena sekretaris merupakan orang yang terdekat dengan pimpinan dan sering
berhadapan dengan pihak luar, termasuk relasi ataupun kolega.
2.
Berfikir
Konstruktif
Membangun kesadaran yang bersifat membina, membangun dan
memperbaiki. Sehingga tidak tenggelam dalam kepesimisan dan ketakutan yang
tidak beralasan.
Dengan
pemikiran konstruktif ini kita tidak akan terjebak dengan hal-hal yang sama,
namun senantiasa memikirkan bagaimana seorang sekretaris mampu menghasilkan
karya yang terbaik.
3.
Berfikir
Efektif
Yaitu, cara pandang seseorang untuk mencapai suatu tujuan
melalui kesakapan yang dimilikinya. Seorang sekretaris profesional harus
memiliki cara pandang yang mengarah pada pencapaian tujuan dengan pemikiran
yang praktis dan sistematis.
Perilaku
Sekretaris Profesional, yaitu :
1.
Pola
bekerja yang efisien
Mampu mengembangkan cara kerja yang sederhana dan cepat,
menghemat biaya dan tenaga, serta menggunakan sarana yang dapat mempercepat
pelaksanaan tugas. Pola pikir ini, Sekretaris hanya memikirkan semua tugasnya,
dengan cara termudah, paling ringan dan paling murah.
2.
Membangun
hubungan baik dengan berbagai pihak
Salah satu ciri
sekretaris profesional adalah yang mampu membuka diridan membina hubungan baik
dengan berbagai pihak. Seperti kemampuan dalam memberikan perhatian, berbicara
jelas dan langsung pada kepentingan.
C.
Citra Positif Bagi Sekretaris
Masyarakat modern dan perusahan yang bonafide membutuhkan
sekretaris tidak hanya rajin dan jujur saja, dan itu bukan merupakan rumusan
sekretaris masa depan.
Rumusan
sederhana untuk memudahkan dalam membentuk kepribadian seorang sekretaris,
yaitu (ABCC) :
1. Good Appearance,
Bukan berarti cantik dalam wajah, tetapi merangkum segala
keluwesan dan kesopanan dalam tindakan. Penampilan sekretaris harus dapat
diterima di lingkungan kantor tempat bekerja. Seperti cara berpakaian dan
berdandan.
2. Good Behaviour,
Berarti tingkah laku yang baik. Setiap sikap / gerak-gerik
mempunyai nilai yang beraneka ragam. Dalam hal ini, sekretaris harus berupaya mengajar diri
sendiri agar menjadi pribadi yang disenangi oleh siapa saja, kapan saja, dimana
saja dalam suasana apapun.
3. Good Character,
Tuntutan masyarakat yang menghendaki seseorang mempunyai
karakter yang baik dalam pergaulan. Lebih-lebih dalam hubungannya dengan
pimpinan/lembaa di tempat kerja. Seperti kejujuran, pikiran positif, taat
beribadah, menghargai oranglain serta bekerja keras penuh semangat dan tulus.
4. Good Capability,
Kecakapan atau kemampuan sangat dibutuhkan dalam melakukan segala
pekerjaan bahkan dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, sekretaris harus
berusaha meningkatkan kemampuannya untuk menunjang kelancaran
pekerjaan/pengembangan organisasinya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sekretaris merupakan sebuah profesi
yang memiliki peran penting dalam suatu organisasi. Namun realita yang ada di
masyarakat adalah bahwa sekretaris hanyalah seorang yang “dekat” dengan bosnya,
tanpa ada nilai lebih. Itulah mengapa kepribadian baik perlu di terapkan dalam
sekretaris modern. Dan sebagai sekretaris, kita harus mampu membangun citra
positif atas pribadi dan dirinya agar mampu bekerja secara professional.
B. Saran
Profesi
sekretaris selalu dipandang negatif oleh orang lain baik didalam maupun diluar
kantor sehingga saran bagi sekretaris :
1. Selalu
menerapkan etika dalam setiap tindakan yang dilakukan baik dikantor maupun
dilingkungan masyarakat.
2. Berpenampilan
yang sopan sehingga akan membuat citra diri yang positif dihadapan orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Rosidah
& Sulistyani Ambar Teguh. 2005. Menjadi
Sekretaiis Profesional &
Kantor
Yang Efektif. Yogyakarta: Gava Media.
Gie, The Liang. 2001. Administrasi Perkantoran Modern. Yogyakarta:
Penerbit Liberti.
La Rose, 2003. Top Secretary membangun kepribadian dan
keterampilan menjadi sekretaris profesional. Jakarta: Erlangga.
1 komentar:
terimakasih kak cukup membantu :D :D
Posting Komentar